Trenggalek, Siang kemarin, 24 Februari 2013, di aula pertemuan gedung MINU (nama akrab gedung megah berlantai tiga milik NU di jalan P. Sudirman Trenggalek) dilangsungkan prosesi pelantikan pengurus pimpinan cabang IPNU-IPPNU kabupaten Trenggalek MK. 2012-2013.
Pelantikan pengurus yang semestinya bisa dilaksanakan segera setelah konferensi cabang akhir September 2012 lalu harus ditunda sampai bulan ini karena terbentur dengan agenda Kongres IPNU XVII-IPPNU XVI di Palembang awal Desember 2012. Ujar Moh. Bangkit Abdul Rozak ketua panitia acara tersebut.
Pengambilan sumpah pengurus PC. IPNU Kab. Trenggalek dilaksanakan oleh Novi Tri Hartanto selaku sekretaris PW. IPNU Jawa Timur dan dilanjutkan dengan pengambilan sumpah Pengurus PC. IPPNU Kab. Trenggalek yang kemudian di sambut meriah dengan lantunan sholawat “srakal/asroqol” oleh group rebana “Rijalul Anshor” kab. Trenggalek.
Imam Rosyidin menyatakan bahwa pengurus pimpinan pusat IPNU dan IPPNU tidak bisa hadir dalam acara tersebut karena seluruh jajarannya tengah sibuk melaksanakan acara tasyakuran dan potong tumpeng dalam rangka peringatan hari lahir ke-59 IPNU yang dihelat kemarin malam, Sabtu (23/2). Serta mempersiapkan agenda pelantikan pengurus yang dijadwalkan akan dilaksanakan 1 maret mendatang di Taman Ismail Marzuki, Jakarta Pusat.
Prosesi harlah IPNU ke 59 dan harlah IPPNU ke-58 ditandai dengan pemotongan “Tumpeng” oleh H. Moh Husni selaku ketua tanfidziah PC. NU Kab. Trenggalek bersama dengan Imam rosyidin (Ketua IPNU terlantik) dan Nurmawati (Ketua IPPNU terlantik).
Acara pelantikan yang dibarengkan dengan peringatan maulid nabi dan Harlah IPNU ke-59 yang bertepatan dengan tanggal 24 Februari ini berjalan sangat meriah dan dihadiri tak kurang dari setengah ribu tamu undangan dan pelajar se kabupaten Trenggalek. Hadir di tengah-tengah acara tersebut ibu Hj. Khofifah Indar Parawansa (Ketua PP. Muslimat NU), Kholiq (Wakil Bupati Kab. Trenggalek), Samsul Ana (Ketua DPRD), Ibu Siti Mukyarti (Ketua komisi C DPRD Kab. Trenggalek bidang pendidikan), Bapak Kapolres, Bapak camat dan sejumlah jajaran muspika.
“Bapak rois syuriah tidak bisa hadir karena sedang dirawat di RSUD Syaiful Anwar Malang. Mohon doanya untuk kesembuah beliau.” Kata Imam Rosyidin di temuai NU Online.
Hadir pula dalam acara tersebut Imam Fadli (Ketua PW. IPNU Provinsi Jawa Timur), H. Moh Husni (Ketua Tanfidziah NU Kab. Trenggalek), Seluruh dewan pembina IPNU dan dewan pembina IPPNU, sejumlah ketua BANOM NU, LEMBAGA NU, LAJNAH NU, PC. IPNU-IPPNU Tetangga dan ormas-ormas sahabat.
Dalam orasi ilmiahnya ibu Hj. Khofifah menyampaikan bahwa di era globalisasi ini kita dihadapkan pada banyak tantangan kehidupan diantara Scientific societies,dimana dalam era masyarakat ilmiah ini kita tidak cukup untuk hanya fokus memperdalam ilmu agama. NU bersama pemerintah harus ikut serta aktif mengawal para pelajar dan kader-kader muda NU untuk menguasai berbagai bidang ilmu sehingga pada akhirnya terciptalah diversifikasi bidang. Jika demikian, maka pada waktunya generasi-generasi muda lewat IPNU-IPPNU compatible meneruskan nilai-nilai yang diperjuangkan NU dalam persaingan global secara institutional maupun individual. Dan tidak hanya menjadi penonton saja. Terkait dengan tantangan ini wanita kelahiran 19 Mei 1965 ini menyentil surah al-Taubah ayat 22 :
وَمَا كَانَ المُؤْمِنُوْنَ لِيَنْفِرُوْا كَافَّة ًط فَلَوْلاَ نَفَرَ مِنْ كُلِّ فِرْقَةٍ مِنْهُمْ طَائِفَةٌ لِيَتَفَقَّهُوْا فِى الدِّيْنِ وَلِيُنْذِرُوْا قَوْمَهُمْ إِذَا رَجَعُوْا إِلَيْهِمْ لَعَلَّهُمْ يُحْذَرُوْنَ
Artinya: “Tidak sepatutnya bagi orang-orang yang mu’min itu pergi semuanya (ke medan perang). Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya” (At-Taubah; 122)
“Untuk tafaqquh fiddin saja banyak diantara kalangan kita yang duduk dikepengurusan masih jauh dari harapan. Silahkan dites suruh baca sholawat al-barzanji kalau tidak percaya.” Sindir Khofifah.
Lebih lanjut khofifah memaparkan, ditemukannya kasus di sebuah sekolah tentang adanya pertengkaran dua siswi yang setelah diselidiki lebih lanjut ternyata disebabkan rebutan pelanggan, pemajangan sejumlah foto anak-anak usia sekolah untuk mencari pelanggan. Serta temuan fenomena suatu daerah yang mayoritas remaja putrinya menjual-belikan diri mereka sendiri untuk nominal 50 ribu Rupiah yang sekedar untuk membeli pulsa, merupakan bentuk gaya hidup hedonis kalangan muda yang harus mendapat perhatian khusus dan mendesak dari kita semua.
Tantangan materialisme tidak cukup hanya dibendung dan ditanggapi dengan teori belaka. Harus ada langkah konkrit yang kita jalankan. Kalau negara-negara eropa mampu bersaing menghadapi ajaran Karl marx dengan koperasi, maka kita pun sebenarnya lebih bisa. Ungkap khofifah lebih lanjut.
Acara yang dimulai sekitar Pkl. 13.00 WIB tersebut kemudian dilanjutkan dengan Rapat kerja Cabang pada malam hari ini.